Kilasbandungraya.com, Kota Bandung – Dilansir dari laman Kemkes.go.id, talasemia adalah penyakit keturunan atau kelainan genetik akibat kelainan sel darah merah.
Data kasus talasemia meningkat setiap tahunnya.
Bertepat Sabtu 8 Februari 2025, pelatihan model intervensi selfcare talasemia remaja atau SETARA merupakan salah satu upaya untuk mengedukasi penderita talasemia khususnya pada anak dan remaja agar dapat mengoptimalkan kehidupannya untuk dapat hidup berkualitas.
“Tujuan acara ini sebenarnya untuk meningkatkan kualitas hidup anak-anak dengan talasemia yang mereka bisa merawat dirinya sendiri dengan mandiri. Sebetulnya ini ada rangkaiannya itu sebagai rangkaian yang kedua ya, yang pertama dilakukan untuk edukasi pengetahuan. Sebetulnya kan kalau secara data ya memang untuk anak-anak talasemia itu mengalami peningkatan yang terus menerus begitu. Dari mulai 2010-2015 terus meningkat, sampai sekarang di 2023 itu datanya sampai ada 10.600-an dan untuk di Bandung khususnya bisa mencapai 1.500-an lebih begitu. Sebenarnya targetnya lebih kepada bagaimana memandirikan anak-anak remaja talasemia, kemudian bagaimana dia patuh untuk malaksanakan kegiatan terapi pengobatannya gitu yang memang dia bersemangat, kemudian juga patuh dalam melakukan terapi-terapinya.” Ujar Ners Ria Andriani, M.Kep., Sp. Kep.An selaku POPTI Jawa Barat dan Mahasiswa S3 Universitas Indonesia.
Acara yang diikuti oleh 40 peserta yang terdiri dari anak dan remaja usia 10 sampai 18 tahun ini merupakan pasien yang menjalani perawatan di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.
“Banyak hal yang bisa dapat dari acara ini gitu tentang pengenalan diri. Harapannya bisa tetap maju lagi sukses lagi kedepannya lancar terus setiap ada caranya” Ujar Yesa Putri Noviani selaku Peserta.
Acara yang diadakan di Gedung Dakwah Muhammadiyah Jalan Sukajadi No.1 Kota Bandung ini juga bertujuan untuk memandirikan penderita pada anak dan remaja untuk patuh dalam berbagai terapi, termasuk terapi pengobatan serta memenuhi nutrisi yang sesuai.
Acara pun ditutup dengan penampilan musisi.
“Ketika saya berhadapan langsung dengan anak-anak yang penyandang talasemia ya dan mereka seperti umumnya anak-anak dengan keceriaannya dan juga saya bisa turut berbagi semangat dengan para orang tua.” Ujar Erry Erlangga selaku Musisi.
“Kita sebagai masyarakat yang awam bisa mencegah untuk terjadinya talasemia. Bagaimana mencegah talasemia? Dengan melakukan tes darah. Jika memang ada yang pembawa gitu ya carrier, itu yang memang dianjurkan dihindarkan untuk menikah dengan yang pembawa lagi. Karena untuk talasemia ini hadir ya lahir dari orang tua yang memiliki pembawa talasemia.” Ujar Ners Ria Andriani, M.Kep., Sp. Kep.An selaku POPTI Jawa Barat dan Mahasiswa S3 Universitas Indonesia.
Dari Kota Bandung Jawa Barat, tim liputan Ismart Media mengabarkan.
Tonton via Vidio.com
Tonton via Youtube